Kawah Wurung I'm In Love

jalan dari Licin menuju Kawah Ijen, bagus ya?
*nyomot dari blog tetangga
Sewaktu diklat di Hotel Edan, eh Eden. Langsung jatuh cinta lihat foto-foto Kawah Wurung di instagramnya My Trip My Adventure. Tambah jatuh cinta pas lihat My Trip My Adventure episode Kawah Wurung. Tempat sebagus itu hanya di Bondowoso aja, masih di Jawa. Nggak bisa dilewatkan sama sekali. Bisakah aku kesana?

*masih nyomot dari blog tetangga hehe..
Dari Genteng, rute menuju Kawah Wurung yang terletak di Bondowoso ini arah menuju kota Banyuwangi. Karena kebodohan kita, ikut saja arahan GPS hp. Bukan GPS asli lho ya, Garmin atau Etrex macam punya sanggar itu. Saking canggihnya aplikasi GPS di hp, jalan kecil pun terdeteksi. Oleh GPS kita diarahkan lewat jalan pintas tercepat. Dan hasilnya adalah jalan kecil di tengah perkampungan dan persawahan yang jelek. Ya Tuhan belum selesai juga cobaan jalan jelek dari kemarin.

jalan serem rawan longsor, hiii
*ini juga nyomot dari blog tetangga
Sekitar satu jam-an, sampailah kita di jalan besar yang halus dan mulus. Guess what, ini adalah rute menuju Kawah Ijen. Ternyata Kawah Wurung dengan Kawah Ijen itu searah. Sial! Ngapain juga kita lewat jalan kecil jelek nggak jelas tadi. GPS hp asem kecut gulo legi lah.... 

selamat datang di Kawah Ijen ^_^
yey aku di (gerbang) Kawah Ijen
Banyak orang lewat juga. Hm.. pasti mau ke Kawah Ijen ini. Di persimpangan jalan ada plang petunjuk jalan Desa Wisata Osing, desa suku Osing penduduk asli Banyuwangi. Oh tempatnya searah dengan Kawah Ijen. Pantesan Yogi kok maen kesana juga. Kirain tempatnya itu Banyuwangi bagian selatan.


Jalan makin lama makin menanjak. Di tengah jalan berhenti sejenak dan memandang ke bawah. Terlihat pemandangan kota Banyuwangi. Wah lumayan tinggi juga ya. Jalan agak sepi, jarang berpapasan dengan orang. Pepohonan lebat di kanan-kiri memayungi jalan. Suasana teduh dan syahdu. Hijau dimana-mana. Seperti jalan milik pribadi. Menyenangkan.

menuju Kawah Wurung
Kanan-kiri jalan diapit oleh tebing, khas jalan di pegunungan. Mengingatkan pada jalan menuju Tangkuban Perahu. Udara makin lama makin dingin. Brrrr.... Mendadak jalan berkelok dan ada peringatan rawan longsor. Jalan di depan sempit dan diapit oleh tebing tanah. Serem bener bayangin kalau kelongsoran. Eh malah ada sepasang kekasih berhenti dan berfoto di tengah tebing itu. Duh cari bahaya aja mereka. Jangan ditiru ya anak-anak. Mau narsis tapi malah celaka kan lucu *eh nggak lucu


Dan sampailah di Paltuding. Gerbang Kawah Ijen di pinggir jalan. Rencana awal memang tidak kesini. Nggak nyangka gerbang masuknya sedekat ini. Oh tidak, sungguh menggoda iman. Ini di depan gerbang Kawah Ijen lho. Tinggal parkir, masuk, jalan 3 kilo, sampailah di Ijen Creater. Masuk, tidak, masuk, tidak. Arghhhh... Ya sudahlah. Niat awal memang nggak kesini sih. Nggak ada persiapan juga. Jaket juga nggak tebal buat nahan cuaca dingin Ijen. Hhhhh... 

Kawah Ijen dari arah Bondowoso
Dengan tidak rela akhirnya berpaling dari gerbang Kawah Ijen dan melanjutkan perjalanan. Dari Paltuding menuju Kawah Wurung pemandangannya indah. Gunung-gemunung dan hijau. Suasananya sejuk, jadi pengen jalan kaki menikmati pemandangan indah yang ada. Ada air terjun entah apa di kanan jalan pas belokan. Air terjun dihiasi batuan besar yang spektakuler. Banyak juga orang yang berwisata disana.

melewati perkebunan kopi
Tidak jauh dari air terjun ada gerbang dengan tulisan selamat datang di Bondowoso. Uhuy Bondowoso. Sampai juga disini. Kalau dari Bondowoso tulisan di gerbang adalah Selamat Datang Di Kawah Ijen Kabupaten Bondowoso. So, Kawah Ijen itu masuk daerah kabeupaten mana sih sebenarnya? Banyuwangi atau Bondowoso? Entahlah... 

what a view, subhanallah
Setelah mulai tidak sabar dan bertanya pada bapak penjaga entah pos apa, tidak lama sampailah di belokan kecil dengan rontek kecil Kawah Wurung. Di pinggir jalan ada semacam pondok kayu 2 lantai penuh dengan orang-orang yang sedang beristirahat. Sepertinya habis dari Kawah Wurung. Wah mereka udah pulang aja. Kita sampai saja belum haha..

here it is
Kawah Wurung
Berbelok ke jalan kecil kita masuk ke kebun kopi. Jalannya kecil dan rusak. Oyeah, jalan rusak lagi. 2 hari dihajar jalan rusak, oye... Tapi masih lebih mending ini sih daripada di Meru Betiri, karena dari tanah dan pasir. Jalannya nggak nanjak tapi berkelak-kelok dan kanan-kiri diapit pohon-pohon kopi yang posisinya lebih dari jalan. Rasanya seperti terkurung di jalan.


Nggak terlalu lama sampailah di perkampungan. Oh ini perkampungan yang didatangi Farah Quin pas mau ke Kawah Wurung di MTMA itu. Model rumahnya mirip perumahan PTPN kemarin pas mau ke Meru Betiri. Cuma lebih bagusan di sana. Hmmmm... apakah ini juga PTPN punya negara ya? konsepnya sih mirip. Perkampungan di tengah perkebunan, pelosok sekali.



Keluar dari perkampungan jalannya hanya jalan tanah setapak yang sempit. Dan langsung nanjak aja gitu. Kok jalannya model jalan di sawah sih? Ya ternyata di kanan-kiri emang udah sawah aja gitu. Awal-awal sih masih kayak kebon. Lama-kelamaan sawah, dengan berbagai macam tanaman. Pandangan menjadi luas. Indah sekali, hijau luas dengan background gunung-gemunung hijau. Ah.. jatuh cinta dengan tempat ini.


Di kiri jalan banyak orang yang bekerja di sawah. Apakah mereka pekerja PTPN juga? Mungkin pekerja PTPN dan warga perkampungan tadi. Beberapa truk juga hilir mudik, mengangkut pekerja pulang ke rumah. Rasanya seperti nonton FTV FTV berseting perkebunan teh di Jawa Barat ya.


Banyak motor yang naik dan turun. Kebanyakan sih turun. Jalan tanah masih menemani sepanjang jalan. Tidak lama ada beberapa orang di pinggir jalan menarik tiket masuk yang murah sekali. Yah namanya juga tanpa fasilitas apapun.


Tidak lama sampailah di tempat parkir. Bukan tempat parkir sih sebenarnya. Hanya beberapa motor yang diparkir berjejer. Tempat parkir abal-abal ini terletak di pinggir kawah. Oh ini dia kenapa tempat ini diberi nama Kawah Wurung. Di depan kita ada kawah, lembah luas nan hijau. Ya Allah, cantik sekali. Indah banget kayak bukit teletubies di Bromo.

titik-titik sapi
titik-titik orang, can you see them?


Sejauh mata memandang hanya hijau semua. Bukit-bukit kecil ada dimana-mana. Terdapat semacam kubangan air di bawah. Ada banyak sapi yang sedang merumput di bawah. Sapi-sapi itu lewat mana ya? mungkin guling-guling nglundung ke bawah kali ya, hahaha... Beberapa orang hanya terlihat seperti titik-titik kecil di bawah.


Sebenarnya pengen ke turun ke bawah. Tapi udara yang dingin mematahkan semangat. Turun sih tinggal nglundung ya, tapi naiknya? Mana bawa tas berat, hadeh... Menikmati pemandangan di atas sini aja ya hehehe...


Sepertinya Kawah Wurung ini menjadi tempat favorit ke dua setelah Baluran. Karena hijau dan luas. Dan sepi.... Baru sebentar disini orang-orang sudah mulai pergi. Para pekerja pun naik truk yang mengangkut mereka pulang.



Ahh damai sekali tempat ini. Bukit-bukit di kejauhan membuatku seperti sedang berada di pegunungan-pegunungan di film-film Ghibli yang luas dan indah. Sungguh menyenangkan. Terima kasih Tuhan sudah menciptakan alamt yang indah ini. Terima kasih Tuhan sudah memberi kesempatan untuk melihat tempat yang indah ini. Berikan aku kesempatan untuk melihat alam ciptaanMu yang sangat indah ini 















0 komentar:

Blogger Template by Clairvo